Minggu, 29 November 2009

Suatu Tetes Kedamaian YANG TERINDAH PADA HATI MANUSIA

Saat orang mengatakan kau tak pantas dengan itu, siapa dirimu kaulah peran utama. Yang membuaat semua berubah tanpa ada kecanggungan di kehidupanmu. Seperti apakah hal yang membuat kita merasa hebat dan kuat?, Suatu rasa yang selalu membantu kita melupakan akan hal - hal yang terasa kecil lagi hina. Semua rasa itu tidak hilang begitu saja tanpa usaha kita sendiri untuk keluar dari cengkeraman rasa benci akan suatu hal. Apa yang didapatkan dari rasa benci itu, yang semakin lama akan menjadi monster pengikat bagi kita sendiri?
Mungkin tidak pernah ada yang namanya benci dari hati kita, semua yang terjadi adalah hal yang patut kita sikapi dengan dengan kebesaran hati dan keteladanan.
Yang semua itu akan memberi kita suatu kehidupan baru, kehidupan yang penuh hasrat akan segalanya, kehidupan lebih daripada keabadian. Ketika seseorang merasa demikian, ada dua hal yang sangat mungkin membawa orang tersebut kedalam lubang besar,"Keterpurukan dan Kehebatan". Apapun yang terjadi pada keduanya, seseorang akan pergi dengan kereta harapan tuk mencapai pada sebuah tujuan untuk mendapatkan sesuatu yang kecil, sedangkan ia telah mendapat hal besar yang telah ia perjuangkan.
Saat ia mencarinya, kelelahan terasa menjadi ganjalan besar yang akan mampu mematahkan rasa kepercayaan yang telah dimiliki. Terus dan terus melaju seiring mengalirnya darah kesalahan pada dirinya. Sampai pada tingkat punahnya semangat ia akan sadar saat itulah ia merasakan hal kecil yang mampu membuat semua orang yang merasakan menjadi lega akan apa yang telah terjadi. Mengetahui perasaan kecil yang terbuang, hilang tanpa jejak yang bisa ditelusuri dengan apapun.

"Ketika semua kembali setelah suatu kepergian, orang akan sadar bahwa tak satupun yang bisa dirasakan dari semua perbuatan tanpa rasa tenang dan keyakinan akan kebaikan untuk segalanya"

disadur dari arfiypotter.blogspot.com

Salut... Dua Siswi SMU Bicara Lingkungan di Forum PBB!

disadur dari www.kompas.com dengan judul yang sama

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua pelajar Indonesia berkesempatan membagi kesuksesan proyek "go green" mereka dengan delegasi dari 30 negara pada lokakarya UNFCCC Regional Asia Pacific di Bali, pada 14-16 Oktober 2009 lalu.


Kedua peelajar tersebut adalah Mega Chrisna Anggraeni (17) dari SMU Negeri 1 Wringinanom, Gresik, dan Dea Ayu Fitria (16) dari SMU Negeri 1 Sukowati, Bali. Keduanya telah memenangkan kompetisi proyek sekolah bertajuk "School Climate Challenge" yang digelar British Council sepanjang Desember 2008–Juli 2009.

Kompetisi tersebut diikuti lebih dari 200 sekolah dengan 1.000 siswa yang turut berpartisipasi, di samping masyarakat di sekitar lokasi proyek tersebut dilaksanakan. Kompetisi diadakan untuk meningkatkan keterlibatan kalangan sekolah dalam mencari solusi ketahanan iklim.

Koordinator Komunikasi, Informasi, dan Pendidikan Dewan Nasional Perubahan Iklim Amanda Katili Niode menyatakan, pelajar sangat mampu berperan aktif dalam mengadaptasi strategi-strategi penanganan ketahanan iklim.

"Keterlibatan ini agar lebih sesuai dengan kebutuhan lokal di mana mereka berada," ujar Amanda, yang juga pimpinan The Climate Project Indonesia ini, di Jakarta, Senin (19/10).

Libatkan masyarakat

SMU Negeri 1 Wringinanom Gresik dengan proyek restorasi bantaran sungai Surabaya, melibatkan petani untuk bercocok tanam di daerah bantaran sungai. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya alih fungsi tanah menjadi rumah tinggal atau gedung.

Selain melestarikan lingkungan, pemanfaatan tersebut juga memberikan manfaat ekonomi secara langsung kepada para petani. Pihak sekolah pun lalu menjadikan daerah tersebut sebagai laboratorium alam untuk mempelajari keanekaragaman hayati.

Sementara itu, SMU Negeri 1 Sukowati dengan proyek pemanfaatan kompos dari kulit nangka dan sampah sayuran, mendorong masyarakat sekitar untuk mengubah kebiasaannya. Selain mengganti penggunaan pupuk konvensional yang memang lebih mahal, mereka juga bisa mengurangi sampah dengan memanfaatkannya sebagai kompos, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap solusi perubahan iklim.

Adapun lokakarya ini merupakan bagian dari serangkaian lokakarya regional yang diadakan oleh UNFCCC terkait penerapan "Article 6 Kyoto Protocol" mengenai Pendidikan, Pelatihan, dan Kesadaran Publik.

“Apa yang sudah dilakukan para peserta School Climate Challenge merupakan contoh good practise yang sangat mendukung implementasi 'Article 6' di Indonesia,” ujar Asisten Mentri Lingkungan Hidup untuk Lingkungan dan Kerjasama Internasional Liana Bratasida.

Liana menambahkan, pihak internasional pun turut mengakui pencapaian kedua sekolah ini telah membuka kemungkinan dukungan internasional melalui skema kebijakan yang ada.

Rabu, 01 Juli 2009

diriku,,,,tpaku,,,,

Masa remaja masa yang indah,,,,, kita sekarang disini karena kita sudah melalui waktu itu, waktu dimana kita merasa paling besar, paling benar, masa kita mencari jati diri ,,,, ingin menunjukkan kepada dunia inilah AKU,,,,, tidak ada satupun yang sama denganku,,,, dari kita masih dikandunganbunda , ditimang ma ayah tercinta merangkak, berjalan , berlari-lari dengan polosnya,,,,,,,saat itu rasanya segalanya sempurna .... ada pepatah mengatakan ,,,, dulu adalah masa lalu,,, sekarang adalah kehidupan kita ,,,, hari esok adalah impian,,,,, kita bergerak kedepan ,,menjadi seperti apa yang sering kita pikirkan,,,,

ehm,,, senengnya kita ketika kita bisa saling berbagi dan memberi,,,,q cuma mau berbagi foto senengnya bisa menyatu dengan adek2,,,,,, lucu, nakal, usil, gemesin,,,, bagi temen-temen yang mau berbagi denganku q tunggu lho,,,,
Ini adalah foto ketika kami ada di depan gedung tpa ,,,,,,
foto diambil karena kami mau pendataan kedepag,,,
klo ini foto gedung tempat kami belajar mengajar

dilihat dari luar, tepatnya dari selatan gedung.....
ada lapangan sepak bolanya juga lhoo,,, kliatan kan???????
klo ini foto para ustadz/ustadzahnya...... satu, dua action,,,
klo ini sich foto aku ma direkturnya,,,,,, q mangilnya mbah kung,,,,,,
akrab banget yah,,, he9 emang koq,,,
walaupun udah berumur mbah kung ini energik, ramah, dan pinternya buat q iri he9,,,,,

yah,,,, sekian dulu yah,,, cape,,,nulisnya ,,,tunggu kelanjutanya,,,,


Minggu, 14 Juni 2009

wiji thukul..............,

Wiji Tukul. Sebuah sosok yang tiba-tiba menjadi populer karena menjadi target operasi pencarian orang berbahaya orde baru setelah Budiman Sudjatmiko dan Pius Lustrilanang. Puisi Tukul yang berbunyi “Hanya Ada Satu Kata: Lawan!” adalah petikan yang menjadi inspirasi teman-teman mahasiswa untuk meninggalkan bangku kuliah dan menghabiskan waktunya di jalanan (baca: demonstrasi). Puisinya lugas dan bebas dari ‘kungkungan’ teori berpuisi. Selugas bahasanya, puisi tukul berisi protes terhadap ketidak adilan kekuasaan. Namun kini kita tidak akan menemui karya-karya seunik itu lagi, karena penyairnya telah hilang dan tak kembali lagi

Tiba-tiba ‘kerinduan’ pada si Tukul ini muncul. Aku tidak tahu banyak tentang dia. Yang aku tahu, Tukul telah hilang ditelan oleh sebuah kekuasaan yang arogan dan yang paling aku tahu hanyalah petikan puisinya yang berbunyi “Lawan!”. Hasil pencarian melalui google, ada beberapa puisi Wiji Tukul yang bisa dipost di sini.

Peringatan

Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa

Kalau rakyat bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!

______________________________________________

Sampai di Luar Batas

Kau lempar aku dalam gelap
Hingga hidupku menjadi gelap
Kau siksa aku sangat keras
Hingga aku makin mengeras
Kau paksa aku terus menunduk
Tapi keputusan tambah tegak
Darah sudah kau teteskan
Dari bibirku
Luka sudah kau bilurkan
Ke sekujur tubuhku
Cahaya sudah kau rampas
Dari biji mataku
Derita sudah naik seleher
Kau menindas
Sampai
Di luar batas

Wiji Thukul,17 November 1996

_____________________________________________

Bunga dan Tembok

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau kehendakiadanya
Engkau lebih suka membangun
Jalan raya dan pagar besi

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang
Dirontokkan di bumi kami sendiri

Jika kami bunga
Engkau adalah tembok itu
Tapi di tubuh tembok itu
Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat kami akan tumbuh bersama
Dengan keyakinan: engkau harus hancur!
Dalam keyakinan kami
Di manapun – tirani harus tumbang!

_____________________________________________

Aku Masih Utuh dan Kata-kata Belum Binasa

aku bukan artis pembuat berita
tapi aku memang selalu kabar buruk buat
penguasa

puisiku bukan puisi
tapi kata-kata gelap
yang berkeringat dan berdesakan
mencari jalan
ia tak mati-mati
meski bola mataku diganti
ia tak mati-mati
meski bercerai dengan rumah
ditusuk-tusuk sepi
ia tak mati-mati
telah kubayar yang dia minta
umur-tenaga-luka

kata-kata itu selalu menagih
padaku ia selalu berkata
kau masih hidup

aku memang masih utuh
dan kata-kata belum binasa

(Wiji Thukul.18 juni 1997)

Pesan sang Ibu :
Tatkala aku menyarungkan pedang
Dan bersimpuh di atas pangkuanmu,
Tertumpah rasa kerinduanku pada sang Ibu
Tangannya yang halus mulus membelai kepalaku, bergetarlah seluruh jiwa ragaku
Musnahlah seluruh api semangat juangku
Namun sang Ibu berkata” Anakku sayang, apabila kakimu sudah melangkah di tengah padang, tancapkanlah kakimu dalam2 dan tetaplah terus bergumam sebab gumam adalah mantra dari dewa-dewa, gumam mengandung ribuan makna.”
“Apabila gumam sudah menyatu dengan jiwa raga, maka gumam akan berubah menjadi teriakan-teriakan. Yang nantinya akan berubah menjadi gelombang salju yang besar yang nantinya akan mampu merobohkan isrtana yang penuh kepalsuan gedung-gedung yang dihuni kaum munafik”
“Tatanan negeri ini sudah hancur Anakku”
“Dihancurkan oleh sang penguasa negeri ini
Mereja hanya bisa bersolek di depan kaca tapi membiarkannya punggungnya penuh noda dan penuh lendir hitan yang baunya kemana mana
Mereka selalu menyemprot kemaluannya denang parfum luar negeri
Di luar berbau wangi di dalam penuh dengan bakteri
Dan hebatnya sang penguasa negeri ini pandai bermaniin akrobat
Tubuhnya mampu dilipat-lipat yang akhirnya. pantat dan kemaluannya sendiri mampu dijilat-jilat
Anakku apabila pedang sudah dicabut janganlah surut janganlah bicara soal menang dan kalah, sebab menang dan kalah hanyalah mimpi-mimpi, mimpi-mimpi muncul dari sebuah keinginan,
Keinginan hanyalah sebuah khayalan , yang akan melahirkan harta dan kekuasaan.
Harta dan kekuasaan hanyalah balon-balon sabun yang terbang di udara
Anakku asahlah pedangmu, ajaklah mereka bertarung di tengah padang, lalu tusukkan pedangmu di tengah-tengah selangkangan mereka. Biarkan darah tertumpah di negeri ini”
Satukan gumammu menjadi revolusi!!!

Jadi…
Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
di sana bersemayam kemerdekaan
apabila engkau memaksa diam
aku siapkan untukmu: pemberontakan!




TUJUAN HIDUPKU

Akan Ku sumbangkan seluruh ilmu dan pengalaman ku, demi nusa dan bangsa demi tanah air saya. Tak berlebih jika saya katakan bahwa secara diam-diam saya telah lama bercita-cita ingin mencurahkan Seluruh kemampuan yang saya miliki untuk harkat dan martabat manusia yang masih terkekang di negeri saya. Negeri yang aku benar-benar mencintainya sepenuh jiwa

Senin, 01 Juni 2009

darah juang ......

Bermimpi! seberapa berani engkau bermimpi????.
Bagi yang merasa nyaman dengan mimpi-mimpi, Saya mau mengajak Anda untuk menyimak bait-bait menggugah lagu "Darah Juang". Liriknya sederhana, realis, dan penuh inspirasi, setidaknya buat saya pribadi.

Coba mengambil sikap tegak, meski mungkin anda sedang duduk di depan komputer. Lalu nyanyikanlah lagu ini dengan suara yang lantang dan penghayatan yang pantas,,,,
Berikut lirik lengkap "Darah Juang":

Di sini negeri kami
tempat padi terhampar luas
samuderanya kaya raya
tanah kami subur, Tuhan.

Di negeri permai ini
berjuta rakyat bersimbah luka
anak kurus tak sekolah
pemuda desa tak kerja

Mereka dirampas haknya
tergusur dan lapar
Bunda, relakan darah juang kami
tuk membebaskan rakyat

padamu kami berjanji
padamu kami berbakti

tuk membebaskan rakyat

apa yang engkau rasakan sobat...????